Sabtu, 08 Juli 2017




Seputar Puasa Syawwal

Pertanyaan: Bolehkah berpuasa 6 hari di bulan Syawal sementara dia belum menunaikan hutang puasa Ramadhannya ?
Demikianlah permasalahan yang seringkali mengusik hati kaum muslimin berkenaan dengan semangatnya menjalankan amalan puasa Syawal. Fatwa Lajnah Da’imah yang diketuai oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz menegaskan:
Ulama berselisih pendapat dalam masalah ini. Pendapat yang lebih mendekati kebenaran adalah disyariatkannya mendahulukan hutang puasa daripada puasa sunnah 6 hari bulan Syawal dan puasa sunnah lainnya . Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah yang berbunyi :

من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian puasa 6 hari di bulan Syawal seolah–olah ia berpuasa 1 tahun penuh.” (HR. Muslim)

Barangsiapa mendahulukan puasa 6 hari bulan syawwal daripada hutang puasa Ramadhannya, berarti ia belum mengikutkan puasa Ramadhan, akan tetapi hanya mengikutkan sebagian puasa Ramadhannya. Kemudian perlu diketahui pula, hutang puasa adalah wajib, sedangkan puasa 6 hari dibulan syawwal adalah Sunnah. Maka memperhatikan yang wajib itu lebih utama daripada yang Sunnah. (Majmu’ Fatawa wa Maqolat Mutanawwi’ah 15/ 392)
Para ulama berselisih pendapat dalam masalah apakah boleh mendahulukan puasa sunnah Syawal sementara ia menanggung hutang puasa Ramadhan. Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i dan Ahmad berpendapat bolehnya melakukan itu. Mereka mengqiyaskan dengan sholat thathawu’ sebelum  pelaksanaan sholat fardhu.
Sedangkan madzhab Imam Ahmad yang masyhur  berpendapat tidak diperbolehkan mengerjakan puasa sunnah dan tidak sah, selama masih mempunyai tanggungan puasa wajib. Sementara itu Abu Malik, penulis kitab shahih Fiqhis Sunnah berpendapat, masih memungkinkan bolehnya melaksanakan puasa 6 hari di bulan Syawal, meskipun masih memiliki tanggungan puasa Ramadhan.
Demikianlah puasa 6 hari di bulan Syawal yang memiliki keutamaan, seolah – olah ia berpuasa setahun penuh. Itulah nikmat yang diberikan Allah untuk hamba-hamba-Nya yang menunaikan ibadah puasa karena Allah.
Dari Tsauban, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

من صام رمضان فشهر بعشرة أشهر وصيام ستة أيام بعد الفطر فذلك تمام صيام السنة
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan, satu bulan seperti 10 bulan dan berpuasa 6 hari setelah Idul Fitri, maka itu merupakan kesempurnaan puasa setahun penuh.” (Hadits Shahih, riwayat Ahmad, 5/ 280; An-Nasa’ai, 2860; dan Ibnu Majjah, 1715. Lihat pula Shahih Fiqhis Sunnah 2/ 134 ).
Semoga Allah memudahkan kita melakukan puasa Syawal baik dilakukan berurutan atau terpisah–pisah asalkan masih di bulan Syawal. Puasa Sunnah ini sebagai cerminan kecintaan seorang hamba kepada Allah, dan bukti ia sangat menyegerakan berpuasa Sunnah setelah sebulan penuh menjalankan puasa wajib di bulan Ramadhan yang penuh berkah.
Dan kita berdo’a semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita untuk selalu istiqomah di jalan Allah dan Rasul-Nya meskipun Ramadhan telah berlalu.
*****
Referensi :

  1. Majalah Al-Furqon edisi 3 Tahun V Syawwal 1426 H.
  2. Majalah As Sunnah edisi 07 dan 08 TH 1427 H.
Penulis: Isruwanti Ummu Nashifah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar